Ketua Umum KIPPI Mengharapkan Kapolri Menangani Tenggelamnya Kapal 'Hantu'


PEKANBARU,PP 

Komunitas Insan Perduli Pers Indonesia (KIPPI) kembali menanggapi terkait pemberitaan di beberapa Media sehubungan dengan  tenggelamnya kapal "Hantu " yang memuat barang Ilegal yang diduga milik Bos Jhoni dimana sampai saat ini masih menjadi tanda tanya masyarakat luas khususnya di provinsi Jambi.


Nelson Hutahean selaku ketua Umum KIPPI menghimbau dan mengajak seluruh Insan Pers agar serius menyoroti masalah tersebut, Pasalnya disebut -sebut KSOP Kelas lV Tungkal diduga kuat backup mafia kapal penyelundup Internasional Bos Jhoni yang sampai saat ini belum tersentuh hukum.


Diduga bekerjasama dan sama-sama bekerja dengan para oknum penegak hukum yang ada di Indonesia khususnya di Provinsi Jambi, Katanya kepada sejumlah pewarta pada Jumat (08/9/23).


Menurut Nelson Tim KIPPI sudah mengkonfirmasi pihak KSOP melalui Nomor WhatsApp 08X2XXXXXX50 namun tidak bersedia memberikan keterangan terkesan menutupi informasi yang sebenarnya kepada publik.


Masih menurutnya,Tim KIPPI memperoleh informasi ada media yang mendapat kiriman melalui Email bahwa tenggelamnya kapal "Hantu" tersebut bukan pada tahun 2023 melainkan pada tahun lalu dan si pengirim Email membantah pemberitaan yang beredar di beberapa media namun sayangnya si pengirim email tidak menerangkan kapasitasnya dalam melakukan bantahan berita tersebut,"tutur Hutahean.


"KIPPI mengajak seluruh Insan Pers yang ada di Indonesia untuk mengikuti pemberitaan tenggelamnya Kapal 'Hantu" di Jambi,pasalnya mafia besar ini sudah merugikan negara dan secara khusus kepada bapak Kapolri dan penegak hukum lainya untuk turun ke Provinsi Jambi guna menangani permasalahan ini,"ujar Nelson tegas mengakhiri.


Seperti yang dilansir dari salah satu media:


KSOP Kelas IV Tungkal Diduga Kuat Backup Mafia Kapal Penyelundup Internasional Bos Jhoni



KualaTungkal-Jambi | Kantor Kesyahbandaran Otoritas dan Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Kuala Tungkal, Provinsi Jambi. Berkerjasama dengan Politeknik Pelayaran Banten, gelar pendidikan dan pelatihan Basic Safety Training (BST) Kapal Layar Motor (KLM) dan Surat Keterangan Kecakapan (SKK) 30/60 Mil. Bagi operator kapal tradisional dan nelayan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Senin. (22/05/2023).


Ternyata Diklat tersebut tercipta akibat tabrakan yang terjadi di perairan sungai pengabuan antara TB. Prima Harimau dengan KLM Avalokiteswara pada Senin, (08/05/2023).


Hal ini disinyalir merupakan upaya KSOP wilayah IV Kuala Tungkal menutupi dan melindungi seorang Mafia Kapal Penyelundup internasional yang bernama Jhoni Ngk alias Budi Hartono Kusuma alias Bos Jhoni Tungkal.


Terungkap bagaimana kuatnya pengaruh dari Bos Jhoni Tungkal terhadap upaya untuk melindungi dan menjaga bisnis pelabuhan illegal dan jalur sutera penyeludunpan barang-barang illegal tanpa ada melalui Bea Cukai di Republik Indonesia ini.


Pada bulan Agustus 2023 kembali lagi Karam Kapal Penyelundup internasional tersebut. Dimana kapal tersebut tidak bisa diketahui namanya dan juga pemiliknya alias Kapal Hantu istilah bagi kapal penyelundup internasional.


Anehnya Kapal yang tenggelam justru tidak diketahui oleh Syahbandar Otoritas dan Pelabuhan Kuala Tungkal. “Saya tidak dapat informasi ada kapal yang karam membawa Ban import illegal tersebut pak”. Terang Andy Pelaksana Harian KSOP Kuala Tungkal pada awak media.


Saat dikonfirmasi kembali baik kepada Andy maupun kepala kantor Syahbandar Otoritas dan Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Kuala Tungkal, Zefli Agustian, S.SiT,MM menerangkan bahwa hal ini akan dicoba buat koordinasi dengan pihak Bos Jhoni Tungkal. “Saya sudah perintahkan Mas Andy buat langsung secepatnya koordinasikan antara pihak Jhoni Tungkal dengan rekan rekan wartawan”.ungkap Kepala KSOP Kuala Tungkal Zepli.


Andy yang dihubungi melalui pesan whatsapp nya juga menerangkan “sore ini pak,pihak Bos Jhoni akan menghubungi bapak,saya sudah koordinasi dengan beliau dan tunggu saja pak”. Ungkap Andy Sebagai pelaksana harian KSOP Tungkal. (TIM)


Sampai pemberitaan ini dipublikasikan pihak terkait belum dapat dikonfirmasi.***(Red).

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama